JEF Outlook 2025 Dorong Transformasi Ekonomi Jakarta dan Sinergi Aglomerasi
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan ISEI Jakarta dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 di Hotel Indonesia Kempinski.
" memperkuat stabilitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan,"
Penyelenggaraan ini dalam rangka mendorong transformasi ekonomi Jakarta dan sinergi aglomerasi dengan daerah Bodetabekpunjur, serta meningkatkan posisi Jakarta sebagai kota global.
Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 adalah rangkaian kegiatan post-event Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait prospek dan tantangan perekonomian Jakarta pada tahun 2025.
Dinas KPKP-KPw BI DKI Adakan Pelatihan Teknik Pengolahan Cabai dan BawangMengusung tema ‘Transformasi Ekonomi Jakarta dan Sinergi Aglomerasi’, JEF Outlook 2025 mendalami isu-isu strategis utamanya terkait penguatan resilensi konsumsi rumah tangga (RT), pengembangan industri padat karya, dan optimalisasi potensi sinergi kawasan aglomerasi yang dapat menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi ke depan, yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Musni Hardi KA mengatakan, lingkungan strategis ke depan baik di tataran global maupun domestik cukup dinamis, sehingga perlu sinergi yang kuat lintas stakeholders agar respons kebijakan yang diambil bisa efektif dan tepat sasaran.
Menurutnya, di tengah tantangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan berpeluang tumbuh meningkat pada kisaran 4,7 sampai 5,5 persen, dengan inflasi yang terkendali pada sasaran 2,5±1 persen.
“Dengan penyelenggaran JEF Outlook 2025, harapannya dapat turut berkontribusi dalam memperkuat stabilitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan serta meningkatkan daya saing sebagai kota global,” ujar Musni, Rabu (11/12).
Ia menjelaskan, lima aspek yang dapat diperkuat guna mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta yakni peningkatan peran sektor formal, pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial, penguatan sinergi TPID untuk pengendalian inflasi, penguatan sinergi pengembangan ekosistem digital melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
“Termasuk penguatan daya saing Jakarta untuk meningkatkan posisinya sebagai kota global,” katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Perekenomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Abbas menyampaikan, pentingnya pengelolaan fiskal di Jakarta agar tetap mampu mengakselerasi transformasi ekonomi Jakarta.
“Pengelolaan fiskal juga meningkatkan daya saing Jakarta menuju peringkat 20 kota global pada tahun 2045,” ucapnya.
Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah Jakarta dan Sekitarnya – ISEI Jakarta sekaligus Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, Lana Soelistianingsih menyampaikan, penguatan peran ISEI dalam menjembatani kolaborasi pemerintah Jakarta dengan akademisi menjadi penting untuk menjawab tantangan ekonomi dan sosial yang ada di Jakarta.
“Termasuk bagaimana memanfaatkan bonus demografi dan meningkatkan resilensi konsumsi RT,” ungkapnya.
Sebagai informasi, dalam rangka pendalaman isu-isu strategis sesuai tema JEF Outlook 2025 diselenggarakan policy discussion yang menghadirkan narasumber yaitu Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk, David E Sumual, terkait strategi penguatan konsumsi dan pembiayaan Jakarta dan Finance Division Head of PT Toyoya Motor Manufacturing Indonesia, Afdely Sidqy, terkait inovasi pada industri otomotif untuk mendorong sektor manufaktur.
Kemudian, Ketua Tim Koordinasi Perencanaan Pembangunan Industri Nasional Kementerian Perindustrian, Gosen, terkait kebijakan dan strategi pengembangan industri padat karya Jakarta dan Kawasan Aglomerasi; serta Direktur Ruang Waktu Knowledge Hub For Sustainable Urban Development, Wicaksono Sarosa, terkait prospek dan tantangan pengembangan kawasan aglomerasi Jabodetabekpunjur yang berkelanjutan.